Memilih Guru dan Teman Dalam Menuntut Ilmu


Memilih Guru dan Teman Dalam Menuntut Ilmu
Ingat ungkapan: It takes a village to raise a child...? Menurut ungkapan tersebut, seorang anak yang tumbuh tidak lepas dari pengaruh lingkungan di tempat ia hidup. Orang sekampung di kampungnya pasti mempengaruhi hidupnya.

Pilihlah guru yang alim, wara' dan lebih tua, begitu saran Syaikh Az-Zarnuji dalam kitab Ta'limul Mutaalim bab ketiga.

Kata Abu Hanifah, "Beliau (Kyai Hammad bin Abi Sulaiman) adalah seorang guru berakhlak mulia, penyantun, dan penyabar. Aku bertahan mengaji kepadanya hingga aku seperti sekarang ini."

Baca juga: Etika Murid Terhdap Guru dan Ilmu

Orang bijak (ahli hikmah dari negeri Samarkan) berkata, "Jika kamu pergi mengaji ke negeri Bukhara, maka jangan tergesa-gesa memilih guru, tapi menetaplah selama dua bulan hingga kamu berpikir untuk memilih guru. Karena jika kamu langsung belajar kepada seorang alim, maka kadang-kadang cara mengajarnya kurang enak menurutmu, kemudian kamu tinggalkan dan pindah kepada orang alim yang lain, maka belajarmu tidak akan diberkati. Oleh karena itu, selama dua bulan itu kamu harus berpikir untuk memilih guru, supaya kamu tidak meninggalkan seorang guru, dan supaya betah bersamanya hingga selesai. Dengan demikian aktifitas belajarmu dan ilmumu diberkati."

Selain memilih guru, seorang pelajar juga harus memilih teman yang tekun belajar, wara', istiqamah serta suka memahami ayat-ayat Al-Quran dan hadits-hadits Nabi. Jauhilah teman yang malas, banyak bicara, suka merusak dan suka memfitnah.

Kata seorang penyair, "Jangan bertanya tentang kelakuan seseorang, tapi lihatlah siapa temannya. Karena orang itu biasanya mengikuti temannya. Kalau temanmu berbudi buruk, maka menjauhlah segera. Dan bila berlaku baik maka bertemanlah dengannya, tentu kau akan mendapat petunjuak." Penyair lain juga berkata, "Jangan sekali-kali kamu bersahabat dengan pemalas dalam segala tingkah lakunya. Karena banyak orang yang baik menjadi rusak karen kerusakan temannya. Sebab penularan orang bodoh kepada orang pintar sangat cepat, seperti bara api yang diletakkan di dalam abu, maka ia akan padam."

Sebuah kata hikmah berbahasa Parsi yang artinya, "Teman yang jahat itu lebih berbahaya daripada ular berbisa. Karena teman yang jahat itu akan menjerumuskanmu ke dalam neraka jahim. Oleh karena itu, bertemanlah dengan orang-orang yang baik, karena ia dapat menyebabkanmu masuk surga."

*Itulah catatan pelajaran dari kitab Ta'limul Mutaallim karya Syaikh Az-Zarnuji

______________________________________________________________

No comments:

Post a Comment