Khutbah Jumat Singkat Menyentuh Hati


khutbah jumat singkat, khutbah jumat lengkap, khutbah jumat menyentuh hati, khutbah jumat 2018 singkat, khutbah jumat muhammadiyah, khutbah jumat pdf

Pelajaran menarik dari khutbah jumat singkat yang disampaikan oleh khotib di masjid kemarin, tanggal 27 September 2019 di BSD RW Mekar Jaya, Serpong, Tangerang Selatan. Kita umat manusia hidup di dunia diberi peran. Kita dinilai bukan dari apa yang dimiliki. Bukan dinilai dari mobil mewah atau rumah mewah yang kita miliki, tapi bagaimana kita memainkan peran kita.

Berperan sebagai orang miskin atau kaya, sebagai orang biasa atau pejabat bukanlah menjadi ukuran kwalitas. Bahkan kita pun melihat, bahwa kebahagiaan tidak selalu dimiliki oleh orang berharta. Banyak orang kaya yang hidupnya tidak tenang, tidak bahagia, tidak tentram. Sebaliknya, tidak sedikit orang miskin yang hidupnya selalu dihiasi canda dan tawa. Ketika seseorang baru pertama kali memiliki motor, tentu sangat senang, tapi kebahagiaan tersebut hanyalah sementara, setelah itu tinggal mikir perawatannya, bayar pajaknya. Begitu juga setelah memiliki mobil, setelah lama dimiliki akan bosan dan ingin yang lain lagi. Begitu seterusnya.

Baca juga: Etika Murid Terhadap Guru

Begitu juga Allah menilai kita berdasarkan bagaimana kita menjalani peran kita di dunia ini, apakah kita menjalaninya sesuai dengan tuntunan Allah atau sesuka kita? Kehidupan dunia ini memang menipu, banyak manusia yang membuat-buat sendiri nilai-nilai ukuran. Mereka yang berharta dimuliakan, dan yang miskin dihinakan. Mereka yang berharta dibilang sukses, dan yang sedikit harta dibilang gagal. PAdahal Allah Sang Pencipta tidak begitu.
Orang berharta yang banyak mengeluh, tidak akan lebih bahagia dibanding orang miskin yang banyak bersyukur. Orang kaya dengan kekayaan Rp 30 milyar dan bersedekah Rp 1000.000 setiap bulan tidaklah lebih baik dibanding orang miskin di kampung dengan harta Rp 1000.000 dan rutin bersedekah Rp 50.000 setiap bulan.

Cerita saudara, suatau hari temannya, seorang pebisnis sukses curhat, "Siapa ini sebenarnya yang kaya? Lihat hidup saya? Siang malam mikir perusahaan, jarang tidur, bahkan jarang pulang. Sedangkan karyawan saya, habis kerja, mereka tidur. Siapa yang menikmati kekayaan ini?" Pikiran ini sering tertipu. Sering kali ketika melihat orang kaya, silau seakan berhadapan dengan orang mulia, orang paling bahagia. Padahal yang perlu dilihat adalah pribadinya. Apakah dia sedang berbahagia tau tidak, apakah dia memainkan perannya sebagai orang kaya sesuai tuntunan Allah atau tidak.

Semoga kita bisa memainkan peran di dunia ini sesuai tuntunan Allah dan RasulNya.


______________________________________________________________

No comments:

Post a Comment